Beranda | Artikel
Mari Berpuasa
Senin, 15 Juni 2015

mk191253_mk161858_999458

 

Wahai orang yang tidak membuatnya cukup berbuat dosa di bulan Rajab
Sehingga dia pun berbuat maksiat kepada Rabbnya di bulan Sya’ban

Sungguh telah menaungimu bulan puasa setelah kedua bulan itu
Maka janganlah kamu jadikan ia juga menjadi bulan kedurhakaan

Bacalah Al-Qur’an dan bertasbih/sholatlah di dalamnya dengan kesungguhan
Karena itu adalah bulan untuk bertasbih dan membaca Al-Qur’an

(lihat Majalis Syahri Ramadhan, oleh Syaikh Al-Utsaimin, hal. 9)

Barangsiapa yang dimuliakan oleh Allah dan diberikan kelapangan umur sehingga bisa menjumpai bulan yang mulia ini, maka ini sungguh merupakan nikmat yang sangat agung bagi seorang hamba untuk bisa bergabung dengan kaum muslimin yang lain untuk memetik buah-buahan pahala di dalam musim yang agung dan diberkahi ini; musim berseminya ketaatan, keimanan, dan taqarrub kepada Ar-Rahman (lihat Wa Jaa’a Syahru Ramadhan, oleh Syaikh Abdurrazzaq Al-Badr, hal. 5-6)

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Bulan Ramadhan, yang diturunkan padanya Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelas bagi petunjuk itu dan juga sebagai Al-Furqan/pembeda. Oleh sebab itu barangsiapa diantara kalian yang menyaksikan bulan itu hendaklah dia berpuasa.” (Al-Baqarah : 185)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh telah datang kepada kalian bulan Ramadhan. Bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan kepada kalian puasa pada bulan itu. Pada bulan ini dibukakan pintu-pintu Surga, ditutup pintu-pintu Neraka, dibelenggu setan-setan. Di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa yang terhalangi dari kebaikannya sungguh dia telah terhalang dari kebaikan.” (HR. Ahmad dan An-Nasa’i dari Abu Hurairah)

Bulan Ramadhan adalah tamu yang mulia dan utusan yang agung bagi jiwa setiap mukmin. Setiap mukmin tentu akan merasa gembira karena kedatangan tamu ini dengan kegembiraan yang sangat besar sebagaimana apabila ia didatangi tamu paling agung yang bertandang ke rumahnya (lihat Wa Jaa’a Syahru Ramadhan, hal. 7)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa berpuasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan mencari pahala, maka niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sholat lima waktu dan jum’at yang satu dengan jum’at yang sesudahnya, Ramadhan yang satu dengan Ramadhan berikutnya adalah menjadi penghapus dosa-dosa yang terjadi diantaranya, selama dosa-dosa besar dijauhi.” (HR. Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah telah menetapkan setiap siang dan malam orang-orang yang akan dibebaskan dari api neraka; yaitu pada bulan Ramadhan. Dan sesungguhnya pada bulan itu setiap muslim memiliki doa yang akan dikabulkan untuknya.” (HR. Al-Bazzar)

Syakh Abdurrazzaq Al-Badr hafizhahullah berkata, “Tidaklah diragukan bahwasanya kesempatan anda untuk bisa menjumpai bulan Ramadhan ini sedangkan anda berada dalam keadaan sehat wal afiyat, selamat dan dalam keadaan beriman, ini semua adalah suatu kenikmatan yang sangat besar, sebuah anugerah yang begitu agung yang semestinya anda bisa menghargainya dengan sebagaimana mestinya, dan mengenali kedudukannya yang amat mulia. Dan sesungguhnya salah satu bentuk syukur terhadap nikmat Allah kepada diri anda sehingga bisa menjumpai bulan yang agung ini adalah hendaknya anda bersemangat untuk serius dan bersungguh-sungguh dalam melakukan ketaatan kepada Allah di bulan ini -semoga Allah mengantarkanmu kepada bulan itu- oleh sebab itu bersemangatlah dalam menunaikan hak Allah tabaraka wa ta’ala di bulan itu yaitu dengan menjalankan puasa, sholat malam, ketaatan, dan taqarrub kepada Allah tabaraka wa ta’ala serta menjauhkan diri dari perkara-perkara yang diharamkan Allah jalla wa ‘ala.” (lihat Wa Jaa’a Syahru Ramadhan, hal. 17)

Marilah, kita sambut ibadah yang agung ini dengan penuh suka cita, sebagaimana kegembiraan kita akan curahan pahala, rahmat, dan ampunan-Nya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bagi orang yang berpuasa dua buah kegembiraan; sebuah kegembiraan ketika berbuka/berhari-raya, dan sebuah kegembiraan lagi yaitu ketika bertemu dengan Rabbnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Allah pun menyediakan sebuah pintu khusus di surga bagi hamba-hamba-Nya yang ahli puasa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya di surga ada sebuah pintu yang disebut dengan Ar-Rayyan. Melalui pintu inilah orang-orang yang berpuasa masuk pada hari kiamat. Tidak ada seorang pun selain mereka yang memasukinya. Apabila mereka telah masuk maka pintu itu pun dikunci, sehingga tidak ada seorang pun yang bisa memasukinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)


Artikel asli: https://www.al-mubarok.com/mari-berpuasa/